Passive Voice: Pengertian, Contoh, Dan Penggunaannya

by Jhon Lennon 53 views

Hey guys! Pernah denger istilah passive voice? Atau mungkin kalian udah sering banget pake, tapi gak sadar? Nah, kali ini kita bakal ngobrolin tuntas tentang apa itu passive voice, kenapa kita menggunakannya, dan tentu saja, contoh-contohnya biar makin paham. Yuk, simak baik-baik!

Apa Itu Passive Voice?

Passive voice, atau dalam Bahasa Indonesia disebut kalimat pasif, adalah konstruksi kalimat di mana subjek kalimat menerima aksi, bukan melakukan aksi. Ini beda banget sama kalimat aktif (active voice) di mana subjeknya yang melakukan tindakan. Dalam kalimat pasif, fokusnya lebih ke tindakan itu sendiri atau ke objek yang dikenai tindakan, bukan ke siapa yang melakukan tindakan tersebut. Bingung? Oke, kita breakdown pelan-pelan.

Dalam active voice, kita punya struktur: Subjek + Kata Kerja + Objek. Misalnya, "John wrote a letter." (John menulis surat). Di sini, John adalah subjek yang melakukan aksi menulis, dan surat adalah objek yang menerima aksi tersebut.

Nah, dalam passive voice, strukturnya berubah jadi: Objek + Kata Kerja Bantu (be) + Past Participle (Kata Kerja Bentuk Ketiga) + (by + Subjek – opsional). Contohnya, "A letter was written by John." (Surat itu ditulis oleh John). Perhatikan, objek dari kalimat aktif (a letter) sekarang jadi subjek dalam kalimat pasif. Fokusnya jadi ke suratnya, bukan ke John.

Mengapa Menggunakan Passive Voice?

Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa repot-repot pakai passive voice? Kan lebih simpel pakai active voice? Ada beberapa alasan penting kenapa passive voice sering digunakan:

  1. Fokus pada Aksi atau Objek: Kadang, yang lebih penting itu aksinya atau objek yang dikenai aksi, bukan siapa yang melakukan aksi. Misalnya, dalam berita atau laporan ilmiah. Contoh: "The experiment was conducted successfully." (Percobaan itu dilakukan dengan sukses). Di sini, yang penting adalah percobaannya berhasil, bukan siapa yang melakukan percobaan tersebut. Dalam konteks akademis atau formal, passive voice sering digunakan untuk menjaga objektivitas dan menghindari kesan personal.

  2. Pelaku Tidak Diketahui atau Tidak Penting: Kadang, kita nggak tahu siapa yang melakukan aksi, atau memang nggak penting untuk menyebutkannya. Contoh: "The window was broken." (Jendela itu pecah). Kita nggak tahu atau nggak peduli siapa yang memecahkan jendela itu, yang penting jendelanya pecah.

  3. Menghindari Menyalahkan: Dalam situasi tertentu, menggunakan passive voice bisa membantu menghindari menyalahkan seseorang secara langsung. Contoh: "Mistakes were made." (Kesalahan telah dibuat). Kalimat ini lebih netral daripada "Someone made mistakes." (Seseorang telah membuat kesalahan).

  4. Variasi Gaya Penulisan: Penggunaan passive voice bisa memberikan variasi dalam gaya penulisan. Terlalu sering menggunakan active voice bisa membuat tulisan jadi monoton. Dengan menyelipkan beberapa kalimat pasif, tulisan jadi lebih enak dibaca dan nggak membosankan. Tapi ingat, jangan terlalu banyak juga ya!

Contoh-Contoh Passive Voice dalam Berbagai Tenses

Biar makin jelas, kita lihat beberapa contoh passive voice dalam berbagai tenses (bentuk waktu) yang umum digunakan:

  1. Simple Present Tense:
  • Active: "She cleans the house every day." (Dia membersihkan rumah setiap hari)
  • Passive: "The house is cleaned by her every day." (Rumah itu dibersihkan olehnya setiap hari)
  1. Simple Past Tense:
  • Active: "They built the bridge last year." (Mereka membangun jembatan itu tahun lalu)
  • Passive: "The bridge was built by them last year." (Jembatan itu dibangun oleh mereka tahun lalu)
  1. Present Continuous Tense:
  • Active: "He is painting the wall now." (Dia sedang mengecat dinding sekarang)
  • Passive: "The wall is being painted by him now." (Dinding itu sedang dicat olehnya sekarang)
  1. Past Continuous Tense:
  • Active: "She was reading the book when I arrived." (Dia sedang membaca buku ketika aku tiba)
  • Passive: "The book was being read by her when I arrived." (Buku itu sedang dibaca olehnya ketika aku tiba)
  1. Present Perfect Tense:
  • Active: "I have finished the report." (Aku sudah menyelesaikan laporan itu)
  • Passive: "The report has been finished by me." (Laporan itu sudah diselesaikan olehku)
  1. Past Perfect Tense:
  • Active: "They had eaten the cake before we came." (Mereka sudah makan kue itu sebelum kami datang)
  • Passive: "The cake had been eaten by them before we came." (Kue itu sudah dimakan oleh mereka sebelum kami datang)
  1. Simple Future Tense:
  • Active: "He will write a novel next year." (Dia akan menulis novel tahun depan)
  • Passive: "A novel will be written by him next year." (Sebuah novel akan ditulis olehnya tahun depan)
  1. Future Continuous Tense:
  • Active: “She will be watching the movie tonight.” (Dia akan sedang menonton film nanti malam.)
  • Passive: “The movie will be being watched by her tonight.” (Film itu akan sedang ditonton olehnya nanti malam.)

Catatan: Bentuk Future Continuous Tense dalam passive voice jarang digunakan karena terdengar kaku dan kurang alami.

  1. Future Perfect Tense:
  • Active: